Cek Fakta
    Facebook Twitter Instagram
    Cek Fakta
    • Playbook
    • Tentang Kami
    • Media
    • Kontak
    • Prebunking
    • LMS
    • FAQ
    Facebook Twitter Instagram Youtube
    Friday, July 18
    • Playbook
    • Tentang Kami
    • Media
    • Kontak
    • Prebunking
    • LMS
    • FAQ
    Facebook Twitter Instagram Youtube
    CekFakta
    Banner
    • Home
    • Terbaru
    • Kegiatan
    • Debat Pilpres 2024
    • Pilkada 2024
    • Hasil Riset
      • Penelitian
      • Buku
      • Modul Ajar
      • Policy Brief
    CekFakta
    You are at:Home»TRUE»CEK FAKTA DEBAT PILPRES 2024: Anies Baswedan Singgung Soal Kematian Harun Al Rasyid
    TRUE

    CEK FAKTA DEBAT PILPRES 2024: Anies Baswedan Singgung Soal Kematian Harun Al Rasyid

    Jane DoePublish date2023-12-12
    VIVA
    Share
    Facebook

    Berita

    Jakarta – Calon Presiden (Capres) nomor urut 1 Anies Baswedan menyinggung kembali kasus meninggalnya Harun Al Rasyid dalam tragedi kerusuhan di Jakarta pada 21-22 Mei 2019.

    Anies menyampaikan, Harun Al Rasyid adalah pendukung Prabowo Subianto dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 silam.

    Menurutnya, Harun tewas saat menyampaikan protes atas Keputusan Pemilihan Umum (Pemilu) dan hingga kini kasusnya tidak menemui titik terang.

    “Hadir Bersama saya di sini, ayahnya Harun Al Rasyid, dia adalah anak yang meninggal pendukung pak Prabowo di Pilpres 2019 yang menuntut keadilan pada saat itu, dia protes hasil Pemilu,” ujar Anies dalam debat Capres perdana di Gedung KPU Jakarta Pusat, Selasa, 12 Desember 2023.

    HASIL CEK FAKTA

    Mengutip laporan VIVA Nasional, Selasa 12 Desember 2023, Muhamad Harun Al Rasyid meninggal dunia dalam tragedi kerusuhan di Jakarta pada 21-22 Mei 2019.
    Didi WAhyudin selaku orang tua Harun mengaku kesulitan saat ingin membawa pulang jenazah anaknya dari Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

    Menurut Didin, pengambilan jenazah anaknya harus melalui prosedur. Keluarga harus membawa surat pengantar dari Polres Jakarta Barat, yang merupakan lokasi kejadian perkara.

    Pada Kamis malam, 23 Mei 2019, Didin mengutus adiknya untuk mengambil pengatar. Tapi karena dianggap sudah malam, jenazah Harun Al Rasyid akhirnya belum bisa dibawa pulang. Keluarga diminta kembali lagi pada pukul 08.00 WIB.

    Besok paginya, pada pukul 09.00 Wib, surat pengantar akhirnya ditandatangani oleh Kapolres Jakarta Barat, Kombes Hengki Haryadi. Meski surat pengantar sudah ada, tetapi keluarga belum bisa dengan mudah mengambil jasad Harun Al Rasyid dari kamar jenazah. Keluarga diminta menandatangani pernyataan, kalau keluarga korban tidak boleh menuntut.

    Keluarga tidak diperkenankan lihat langsung jenazah

    Saat dibawa, jenazah Harus Al Rasyid sudah dirapikan. Telah dikafani dan sudah diautopsi. Jadi, jasad bocah naas itu hanya tinggal disalati dan dimakamkan. Keluarga tidak diperkenankan melihat langsung jasad korban.

    Mereka diperlihatkan foto yang diambil di kamar jenazah, dan diminta memastikan apakah itu adalah Harun. Saat jenazah sampai rumah, Didin ingin agar kain kafan anaknya dibuka untuk melihat langsung. Bahkan, ia juga telah menyiapkan peralatan untuk memandikan jenazah anaknya.

    "Anak saya itu dibunuh, saya merasa ini harus saya tuntut jalur hukum. Karena ini pembunuhan. Pembunuhan dan penyiksaan. Yang jelas, akan saya tuntut semua ini," kata Didin.

    Didin telah yakin, akan menuntut mengenai kematian anaknya. Dia berharap, banyak pihak yang membantu untuk mencari keadilan atas kematian anaknya.

    Penyebab kematian Harun hingga kini belum diketahui

    Apa penyebab kemataian anaknya, hingga kini Didin belum mengetahui. Hasil autopsi tidak pernah dijelaskan kepada keluarga. Didin hanya mendengar kondisi Harun dari relawan yang sempat membawa anaknya ke Rumah Sakit Dharmais.

    Selain itu, apakah anaknya itu meninggal di Slipi atau di Masjid Al Huda, Didi tidak ingin mempersoalkan itu. Tapi yang menjadi persoalan adalah anaknya dibunuh dengan kejam.

    "Ini anak di bawah umur, matinya dengan kejam, dan saya harus menuntut. Tidak ada penjelasan, pulang ke rumah sudah rapih dan dioutopsi. Saya hanya lihat wajahnya," katanya.

    KESIMPULAN

    Publish date : 2023-12-12

    Update Terbaru

    Sidebar Ad
    Update Terbaru
    About
    About

    CekFakta.com adalah sebuah sebuah proyek kolaboratif pengecekan fakta yang diinisiasi Mafindo (Masyarakat Antifitnah Indonesia), AJI (Aliansi Jurnalis Independen) dan AMSI (Asosiasi Media Siber Indonesia).

    Kolaborasi ini diluncurkan di ‘Trusted Media Summit 2018’ pada Sabtu, 5 Mei 2018 di Jakarta dengan melibatkan puluhan media online di Indonesia serta jejaring ratusan pemeriksa fakta di seluruh Indonesia.

    Facebook Twitter Instagram YouTube
    Informasi
    • Cekfakta.com
    • info@cekfakta.com
    • Whatsapp di 082176503669
    Copyright © 2023. Designed by Cek Fakta.
    • About
    • LMS
    • Contact

    Type Pencarian Judul Enter to search. Press Esc to cancel.