Cek Fakta
    Facebook Twitter Instagram
    Cek Fakta
    • Playbook
    • Tentang Kami
    • Media
    • Kontak
    • Prebunking
    • LMS
    • FAQ
    Facebook Twitter Instagram Youtube
    Tuesday, July 8
    • Playbook
    • Tentang Kami
    • Media
    • Kontak
    • Prebunking
    • LMS
    • FAQ
    Facebook Twitter Instagram Youtube
    CekFakta
    Banner
    • Home
    • Terbaru
    • Kegiatan
    • Debat Pilpres 2024
    • Pilkada 2024
    • Hasil Riset
      • Penelitian
      • Buku
      • Modul Ajar
      • Policy Brief
    CekFakta
    You are at:Home»CekFakta»Keliru, Konten tentang Pemasangan Microchip Melalui Vaksinasi di Indonesia
    CekFakta

    Keliru, Konten tentang Pemasangan Microchip Melalui Vaksinasi di Indonesia

    Jane DoePublish date2024-05-22
    Tempo
    Share
    Facebook

    Berita



    Sebuah konten berisi klaim tentang penyuntikan microchip ke tubuh manusia melalui vaksin beredar di media sosial Facebook [ arsip ]. Pengunggah konten menyebut bahwa bahwa Covid-19 dan virus penyebabnya, SARS-CoV-2 adalah hoaks sehingga tidak perlu vaksinasi.  

    Berikut ini narasi lengkap yang diunggah penyebar konten: “Sudah sampai TV Indonesia. Perhatikan baik-baik jangan mau sampai anda dipasang ya. Apalagi anda ditakut-takuti Covid dan virus. Semua itu hoax. Jangan mau sampai di vaksin ya! Semua didesain untuk total kontrol penuh terhadap populasi agar anda tidak punya apa-apa di masa mendatang. Alias rumah, mobil, motor, sertifikat rumah semua akan mereka ambil”.

    Benarkah suntikan vaksin Covid-19 mengandung chip yang berisi informasi rekam medik dan data-data pribadi yang akan digunakan sebagai total kontrol populasi?

    HASIL CEK FAKTA



    Tim Cek Fakta Tempo menelusuri foto yang diunggah akun di atas dengan bantuan Google Lens dan mesin pencarian YouTube. Hasilnya, foto yang diunggah adalah hasil tangkapan layar tayangan di kanal YouTube CBS Evening News ini. Gambar tersebut ada di detik ke-48. Pada tahun 2017, foto yang sama sudah pernah beredar di media sosial dengan klaim chip 666.

    CBS memberi judul video, berjudul “Wisconsin Company Offers to Implant Microchips in Employees” yang diunggah pada 26 Juli 2017. Video menjelaskan bahwa sebuah perusahaan di Wisconsin, Amerika Serikat memiliki inovasi terbaru dengan menanamkanmicrochip di tangan untuk menggantikan kunci tradisional untuk membuka pintu, menggunakan mesin fotokopi, dan bahkan membeli makanan di kafetaria. Pemilik Three Square Market di Wisconsin mengatakan setidaknya 50 dari 80 karyawannya telah mendaftar menjadi bionik.

    Dikutip dari laman Republika.co.id, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman saat itu, Amin Soebandrio, mengatakan bahwa vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia tidak mengandung chip elektronik. Masyarakat diminta tidak perlu khawatir untuk menjalani vaksinasi. "Tidak adachip elektronik masuk ke dalam vaksin yang disuntikkan itu," kata Amin.

    Amin menuturkan, vaksin Covid-19 tersebut berbentuk larutan jernih dan hanya mengandung bahan aktif seperti protein dan bahan-bahan lain yang diperlukan untuk menstabilkan dan mengawetkan vaksin tersebut. 

    Bahan aktif berfungsi untuk merangsang aktivitas sistem kekebalan tubuh sehingga lebih mampu melawan penyakit. Untuk bisa disuntikkan ke dalam tubuh, maka bahan aktif tersebut harus diberikan dalam larutan yang disebutbuffer atau larutan penyangga.

    "Vaksin di dalamnya jumlahnya kecil sekali jadi untuk bisa disuntikkan dia harus berada dalam bentuk cairan," tutur Amin.

    CNBC Indonesia melansir bahwa pandemi Covid-19 menimbulkan banyak teori di tengah masyarakat. Selain virus ini disebut konspirasi, ada pula yang mengaitkannya dengan vaksin Covid-19. Salah satu teori menyangkut vaksin adalah di setiap suntikan mengandung microchip yang akan digunakan oleh pemerintah atau elit global seperti Bill Gates untuk melacak warga.

    Spesialis Penyakit Menular Pediatric Fakultas Kedokteran Universitas Maryland Matt Laurens mengatakan meski ada video yang viral mengklaim chip dalam vaksin membuat lengan orang menjadi magnet, konspirasi tersebut salah. "Pertama, itu tidak mungkin sejauh ukuran yang dibutuhkan untuk microchip itu," kata Laurens dilansir dari CNBC International, Rabu, 6 Oktober 2021.

    Kedua, microchip itu harus memiliki sumber daya yang terkait, dan selain itu, sumber daya itu harus mengirimkan sinyal melalui setidaknya satu inci otot, lemak, dan kulit ke perangkat jarak jauh, yang sekali lagi, tidak bisa. "Maka teori ini tidak masuk akal," ujarnya.

    KESIMPULAN



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan bahwa Indonesia mulai memasang microchip melalui vaksin untuk mengontrol populasi adalah keliru. 

    Salah satu teori menyangkut vaksin adalah di setiap suntikan mengandung microchip yang akan digunakan oleh pemerintah atau elit global seperti Bill Gates untuk melacak warga. Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman saat itu, Amin Soebandrio, mengatakan bahwa vaksin COVID-19 yang digunakan di Indonesia tidak mengandung chip elektronik. 

    Spesialis Penyakit Menular Pediatric Fakultas Kedokteran Universitas Maryland Matt Laurens juga mengatakan, meski ada video yang viral mengklaim chip dalam vaksin membuat lengan orang menjadi magnet, konspirasi tersebut salah.

    Rujukan

    https://www.facebook.com/photo?fbid=2479305885575169&set=a.239334436239003

    https://web.archive.org/web/20240522095127/

    https://www.facebook.com/photo?fbid=2479305885575169&set=a.239334436239003

    https://www.youtube.com/watch?v=DdvMTDpdUdk

    https://ameera.republika.co.id/berita/qwlb7h463/vaksin-covid-19-mengandung-chip-ini-jawaban-pakar

    http://cnbcindonesia.com

    https://wa.me/6281315777057 mailto:cekfakta@tempo.co.id

    Publish date : 2024-05-22

    Update Terbaru

    Sidebar Ad
    Update Terbaru
    About
    About

    CekFakta.com adalah sebuah sebuah proyek kolaboratif pengecekan fakta yang diinisiasi Mafindo (Masyarakat Antifitnah Indonesia), AJI (Aliansi Jurnalis Independen) dan AMSI (Asosiasi Media Siber Indonesia).

    Kolaborasi ini diluncurkan di ‘Trusted Media Summit 2018’ pada Sabtu, 5 Mei 2018 di Jakarta dengan melibatkan puluhan media online di Indonesia serta jejaring ratusan pemeriksa fakta di seluruh Indonesia.

    Facebook Twitter Instagram YouTube
    Informasi
    • Cekfakta.com
    • info@cekfakta.com
    • Whatsapp di 082176503669
    Copyright © 2023. Designed by Cek Fakta.
    • About
    • LMS
    • Contact

    Type Pencarian Judul Enter to search. Press Esc to cancel.