Cek Fakta
    Facebook Twitter Instagram
    Cek Fakta
    • Playbook
    • Tentang Kami
    • Media
    • Kontak
    • Prebunking
    • LMS
    • FAQ
    Facebook Twitter Instagram Youtube
    Tuesday, July 8
    • Playbook
    • Tentang Kami
    • Media
    • Kontak
    • Prebunking
    • LMS
    • FAQ
    Facebook Twitter Instagram Youtube
    CekFakta
    Banner
    • Home
    • Terbaru
    • Kegiatan
    • Debat Pilpres 2024
    • Pilkada 2024
    • Hasil Riset
      • Penelitian
      • Buku
      • Modul Ajar
      • Policy Brief
    CekFakta
    You are at:Home»CekFakta»Menyesatkan, Klaim bahwa Tanaman Tapak Dara Menyembuhkan Kanker Tanpa Operasi
    CekFakta

    Menyesatkan, Klaim bahwa Tanaman Tapak Dara Menyembuhkan Kanker Tanpa Operasi

    Jane DoePublish date2024-06-25
    Tempo
    Share
    Facebook

    Berita



    Sebuah akun facebook  mengunggah video pendek atau reels [ arsip ] dengan keterangan yang menyebutkan tanaman tapak dara berkhasiat menyembuhkan kanker tanpa operasi dan kemoterapi.



    Keterangan video juga menuliskan “FDA Amerika Serikat menggunakan kandungan kimia daun ini dalam kemoterapi.” Benarkah tanaman tapak dara menyembuhkan kanker tanpa operasi dan kemoterapi?

    HASIL CEK FAKTA



    Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim dengan menggunakan sumber terbuka yang kredibel dan wawancara pakar.

    Dalam jurnal berjudul “Catharanthus Roseus: A Source of Anticancer Phytomedicines” hasil penelitian Neha Sharma,Ph.D (Biotechnology) dkk,  disebutkan bahwa ekstrak Catharanthus rosesus atau tapak dara Madagaskar dan tapak dara Cape diyakini memiliki khasiat obat dan penyembuhan yang ampuh.  Tanaman ini sudah dimanfaatkan sejak lama dalam pengobatan tradisional.

    Sathya Prabhu and V. Devi Rajeswari, peneliti dari Universitas Sains Malaysia dalam jurnal berjudul Catharanthus roseus: The Cancer-Fighting Medicine menyebutkan vinblastine dan vincristine adalah dua alkaloid bioaktif  yang dihasilkan tanaman tapak dara merupakan senyawa kunci dalam pengobatan berbagai jenis kanker.

    Ekstrak catharanthus roseus atau tapak dara sudah diperkenalkan sejak 1960. Ekstraknya dijual sebagai vincaleukoblastine atau garam vinblastin sulfat. Obat yang digunakan untuk mengobati kanker hodgkin, kanker testis, sarkoma kaposi dan memiliki efek yang besar pada penghambatan sel atau pembelahan sel.



    Dalam jurnal berjudul “A Comprehensive Review on Catharanthus roseus L. (G.) Don: Clinical Pharmacology, Ethnopharmacology and Phytochemistry “ peneliti menemukan sekitar 400 alkaloid dalam tanaman tapak dara. Ada 130 di antaranya adalah alkaloid indol monoterpenoid (MIA), termasuk dua alkaloid dimer sitotoksik yang paling signifikan yaitu vincristine dan vinblastine. Beberapa alkaloid lain yang telah ditemukan adalah deoxyvinblastine, leurocristine, leurosine, leurosidine, pleurosin, roseadine, rosicine, vinacardine, vincolinine, dan vindolicine.



    Penelitian ini juga menyebutkan alkaloid vincristine dan vinblastine berfungsi memperlambat pertumbuhan tumor, leukemia, dan limfoma, yang memberikan sifat antikanker. 

    Berdasarkan beberapa penelitian in vivo (peneliti di dalam organisme hidup) dan in vitro (peneliti di luar organisme hidup), Vinblastine dan vincristine serta turunannya seperti cathachunine, vinflunine, catharanthine dan vinorelbine ditargetkan untuk melawan leukemia, karsinoma kolorektal, karsinoma urotelial, kanker payudara, kanker paru-paru, dan tumor padat.

    Jurnal ini juga menuliskan, alkaloid bisindol seperti vincristine, vinblastin, vinorelbine, dan vindesine telah mendapatkan persetujuan klinis dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS sebagai tujuan kemoterapi, penggunaan farmakologis dan farmasi lainnya.

    Dilansir Science Direct, dalam penelitian yang dibuat oleh Kareem A. Mosa, Wagner Vendrame, dkk, turunan alkaloid vinca yang diisolasi dari Tapak Dara termasuk vincristine, vinblastine, vinorelbine, vindesine dan vinflunine digunakan dalam kemoterapi untuk menghambat dinamika mikrotubulus dengan mengikat β-tubulin. 

    Laman National Library of Medicine menuliskan sejarah vincristine dapat ditelusuri kembali ke awal 1950-an saat para peneliti mulai menyelidiki sifat terapeutik potensial alkaloid vinca. Para peneliti menemukan bahwa vincristine menunjukkan aktivitas anti leukemia untuk leukemia limfoblastik akut (ALL) pada tikus dan anak-anak. Pada bulan Juli 1963, vincristine mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) dengan nama dagang Oncovin.

    Dilansir laman FDA (Food and Drugs Administration), badan pengawas obat dan makanan Amerika serikat  telah mengeluarkan daftar persetujuan Obat Onkologi Pediatrik yang mengandung vincristine dan vinblastine. 



    Ada 6 merek obat yang mengandung vincristine dan dua merek obat yang mengandung vinblastine. Obat-obat ini digunakan untuk mengobati leukemia akut, limfoma ganas, penyakit Hodgkin, erythraemia akut, dan panmyelosis akut. Obat-obat hanya diberikan dan diawasi dokter karena bisa berakibat fatal.



    Di Indonesia, berdasarkan daftar obat  dengan komposisi vincristine dan vinblastine yang disetujui peredarannya oleh BPOM, ada 1 merek obat yang mengandung vinblastine dan 8 merek obat yang mengandung vincristine. 

    Pengobatan dan Terapi Kanker 

    Kepada Tempo, DR. Dr. Heru wiyono SpPD FINASIM, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (Ubaya), menjelaskan bahwa ada beberapa pendekatan medis dalam terapi kanker.

    “Terapi kanker dapat dilakukan dengan  kemoterapi, operasi, radiasi dan yang terbaru dengan imunoterapi, yaitu dengan menggunakan mekanisme imunitas terhadap sel kanker yang dianggap benda asing,” ujar Heru.

    Heru menjelaskan bahwa kemoterapi merupakan terapi kanker dengan memberikan berbagai obat-obatan untuk membunuh sel kanker. “Salah satu obat kemoterapi adalah vincristine dan vinblastine. Senyawa ini bekerja di proses mitosis dan menyebabkan pertumbuhan kanker terhambat,” lanjutnya.

    Namun karena kanker itu beragam dan memiliki kepekaan yang berbeda, tidak semua penderita melakukan kemoterapi, namun kadang harus dibantu dengan radiasi dan operasi.  

    “Jika kanker itu sudah besar sekali dan menekan jaringan sekitarnya, sehingga pembuluh darah tersumbat, penderita sakit kepala berat karena otak terdesak, usus terbuntu, tindakan operasi dapat dilakukan pada penderita,” kata Heru.

    Terkait vinkristin dan vinblastin dari yang berasal dari senyawa vindolin tumbuhan tapak dara, kadarnya tidak banyak sehingga harus dilakukan proses ekstraksi. Vindolin di alam memiliki variasi besar, sehingga kemungkinan efek samping dan dosis yang dibutuhkan tidak dapat diketahui dengan pasti.

    Apabila masyarakat berkeinginan menggunakan tanaman tapak dara untuk mengobati penyakit kanker yang dideritanya, amat sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter keluarga atau dokter pelayanan primer. “Ini untuk menghindari resiko kemungkinan terjadinya kelebihan dosis dan timbulnya efek samping yang tidak diinginkan,” tegasnya.

    KESIMPULAN



    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, klaim tanaman Tapak Dara dapat menyembuhkan kanker tanpa operasi dan kemoterapi adalah menyesatkan.

    FDA tidak menyetujui catharanthus roseus atau Tanaman Tapak Dara sebagai obat anti kanker. Namun alkaloid bioaktif yaitu vincristine dan vinblastine yang terkandung dalam tanaman tersebut digunakan sebagai senyawa kunci dalam obat-obat kanker. 

    Penelitian tentang vincristine dan vinblastine dimulai sejak 1950-an, dan pada bulan Juli 1963, vincristine mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) dengan nama dagang Oncovin. Namun penggunaan obat dalam terapi kanker, sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menghindari resiko kemungkinan terjadinya kelebihan dosis dan timbulnya efek samping yang tidak diinginkan.

    Rujukan

    https://www.facebook.com/reel/382755761038120

    https://web.archive.org/web/20240625051257/

    https://www.facebook.com/reel/382755761038120

    https://www.researchgate.net/publication/364030686_A_Comprehensive_Review_on_Catharanthus_roseus_L_G_Don_Clinical_Pharmacology_Ethnopharmacology_and_Phytochemistry

    https://accessapps.amdi.usm.my/reqba_uploads/article/978-3-319-51620-2_7.pdf

    https://www.researchgate.net/publication/364030686_A_Comprehensive_Review_on_Catharanthus_roseus_L_G_Don_Clinical_Pharmacology_Ethnopharmacology_and_Phytochemistry

    https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0367326X23001302

    https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537122/#:~:text=Researchers%20discovered%20that%20vincristine%20showed,under%20the%20trade%20name%20Oncovin.

    https://www.accessdata.fda.gov/scripts/cder/daf/index.cfm?event=BasicSearch.process

    https://cekbpom.pom.go.id/search_home_produk

    https://cekbpom.pom.go.id/search_home_produk

    https://wa.me/6281315777057 mailto:cekfakta@tempo.co.id

    Publish date : 2024-06-25

    Update Terbaru

    Sidebar Ad
    Update Terbaru
    About
    About

    CekFakta.com adalah sebuah sebuah proyek kolaboratif pengecekan fakta yang diinisiasi Mafindo (Masyarakat Antifitnah Indonesia), AJI (Aliansi Jurnalis Independen) dan AMSI (Asosiasi Media Siber Indonesia).

    Kolaborasi ini diluncurkan di ‘Trusted Media Summit 2018’ pada Sabtu, 5 Mei 2018 di Jakarta dengan melibatkan puluhan media online di Indonesia serta jejaring ratusan pemeriksa fakta di seluruh Indonesia.

    Facebook Twitter Instagram YouTube
    Informasi
    • Cekfakta.com
    • info@cekfakta.com
    • Whatsapp di 082176503669
    Copyright © 2023. Designed by Cek Fakta.
    • About
    • LMS
    • Contact

    Type Pencarian Judul Enter to search. Press Esc to cancel.