Cek Fakta
    Facebook Twitter Instagram
    Cek Fakta
    • Playbook
    • Tentang Kami
    • Media
    • Kontak
    • Prebunking
    • LMS
    • FAQ
    Facebook Twitter Instagram Youtube
    Friday, July 11
    • Playbook
    • Tentang Kami
    • Media
    • Kontak
    • Prebunking
    • LMS
    • FAQ
    Facebook Twitter Instagram Youtube
    CekFakta
    Banner
    • Home
    • Terbaru
    • Kegiatan
    • Debat Pilpres 2024
    • Pilkada 2024
    • Hasil Riset
      • Penelitian
      • Buku
      • Modul Ajar
      • Policy Brief
    CekFakta
    You are at:Home»CekFakta»Keliru, Klaim bahwa Vaksin Covid-19 Menggunakan Bahan Kimia Penyebab Kanker
    CekFakta

    Keliru, Klaim bahwa Vaksin Covid-19 Menggunakan Bahan Kimia Penyebab Kanker

    Jane DoePublish date2024-08-13
    Tempo
    Share
    Facebook

    Berita



    Sebuah akun Instagram [ arsip ] mengunggah tangkap layar sebuah media yang menarasikan bahwa dalam vaksin Covid-19, ilmuwan farmasi mengakui menempatkan bahan kimia penyebab kanker di jabs Covid.



    Benarkah klaim ilmuwan mengetahui bahwa ada bahan kimia penyebab kanker di jabs covid? Berikut pemeriksaan faktanya.

    HASIL CEK FAKTA



    Tim Cek Fakta Tempo menelusuri klaim tersebut menggunakan sumber terbuka baik pemberitaan maupun jurnal kesehatan yang kredibel. Hasilnya, tangkap layar artikel yang beredar merupakan terjemahan dari laman Thepeoplevoice.tv. Artikel ini menyertakan klaim dari beberapa ilmuwan, salah satunya Sasha Latypova yang dipublikasikan pada 14 Juli 2023. 

    Hasil pencarian Google, Latypova muncul dalam sejumlah artikel, berita, dan siniar tentang isu kesehatan, khususnya terkait Covid-19. Pada laman LinkedIn, ia menyebutkan dirinya sebagai pengusaha farmasi dan alat kesehatan. 

    Tempo juga menemukan sejumlah klaim Latypova dibantah otoritas kesehatan. Laman University of Illinois Urbana dan FactCheck.org menuliskan bantahan FDA, lembaga pengawas peredaran obat dan makanan Amerika Serikat terkait beberapa klaimnya.

    Pemeriksa fakta FactCheck.org menulis, semua uji klinis vaksin sangat nyata. Tidak hanya ribuan orang Amerika yang berpartisipasi dalam uji coba vaksin Covid-19, data dari uji coba ini ditinjau oleh FDA sebelum mengeluarkan otorisasi penggunaan darurat dan persetujuan.

    Disebutkan juga, data uji coba ditinjau oleh beberapa kelompok peninjau independen untuk FDA dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit dalam pertemuan yang dapat diakses oleh publik. Hasilnya dipublikasikan dalam jurnal yang ditinjau oleh rekan sejawat. Gagasan bahwa uji coba ini tidak nyata akan meruntuhkan kepercayaan dan memunculkan pemikiran konspiratif.

    Kesalahan penggolongan Latypova kemungkinan besar berasal dari ketidakpahamannya terhadap undang-undang yang mengatur Otorisasi Penggunaan Darurat (Emergency Use Authorization/ EUA ) yang berbeda dengan FDA. EUA dapat mencakup berbagai diagnostik, perawatan, atau vaksin selama situasi luar biasa seperti pandemi. Hal ini berbeda dengan persetujuan penuh, yang tidak memerlukan uji klinis. Meski begitu, peraturan hukum secara khusus mengatakan bahwa EUA dapat mempertimbangkan data "dari uji klinis yang memadai dan terkontrol dengan baik, jika tersedia." Sedangkan untuk vaksin COVID-19, FDA menjelaskan dalam panduannya bahwa uji klinis diperlukan.

    Terkait klaim yang menyebut ahli farmasi telah menempatkan bahan kimia penyebab kanker di vaksin Covid-19, juga dibantah Patrick Jackson, spesialis penyakit menular di University of Virginia Health. Kepada USA TODAY, ia mengatakan bahwa tidak ada bahan aktif dalam vaksin Pfizer-BioNTech, Moderna, atau Johnson & Johnson yang bersifat karsinogenik. Karsinogenik merupakan zat atau senyawa yang berpotensi menyebabkan kanker. 

    Dr. Arif Kamal dari American Cancer Society, kepada USA TODAY juga mengatakan bahwa pihaknya telah memeriksa hal tersebut dengan direktur pusat kanker dan rekan-rekan di seluruh negeri. “Tidak ada yang melihat hal tersebut (potensi kanker)," ujarnya.

    Dilansir The National Cancer Institute Center for Cancer Research, Jordan L. Meier, peneliti senior di National Cancer Institute yang telah mempelajari peran N1-methylpseudouridine dalam vaksin COVID-19. “Penulis makalah tinjauan tersebut salah mengartikan apa yang dilakukan oleh N1-methylpseudouridine,” kata Meier.

    Ia juga menambahkan, tinjauan tersebut tidak memberikan bukti bahwa N1-methylpseudouridine membuat sistem kekebalan tubuh menjadi lebih buruk dalam menghadapi ancaman di masa depan.

    Tempo juga menelusuri Thepeoplevoice.tv dengan mediabiasfactcheck.com. The People's Voice disebutkan sebagai sumber yang patut dipertanyakan karena bias sayap kanan lantaran kerap mempublikasi klaim-klaim ekstrem dan mempromosikan konspirasi. Situs web ini juga tidak memiliki kredibilitas karena secara rutin menerbitkan berita palsu termasuk propaganda anti vaksin.

    KESIMPULAN



    Berdasarkan penelusuran dan analisis Tim Cek Fakta Tempo, klaim pengakuan ahli farmasi telah menempatkan bahan kimia penyebab kanker divaksin Covid-19, terbukti menyesatkan.

    Klaim-klaim tersebut telah dibantah oleh peneliti dan juga otoritas yang mengawasi peredaran dan penggunaan vaksin Covid-19. Media yang menuliskan klaim ini tidak dapat dijadikan rujukan karena memiliki rekam jejak kampanye anti vaksin, teori konspirasi, dan bias sayap kanan.

    Rujukan

    https://www.instagram.com/p/CuxqEaVyrew/?utm_source=ig_embed&utm_campaign=loading

    https://thepeoplesvoice.tv/big-pharma-scientist-confesses-they-put-cancer-causing-chemicals-in-the-covid-jabs/

    https://www.linkedin.com/in/sashalatypova/

    https://blogs.illinois.edu/view/6231/997503325

    https://www.fda.gov/emergency-preparedness-and-response/coronavirus-disease-2019-covid-19/covid-19-vaccines

    https://www.fda.gov/emergency-preparedness-and-response/mcm-legal-regulatory-and-policy-framework/emergency-use-authorization

    https://www.usatoday.com/story/news/factcheck/2022/10/28/fact-check-no-evidence-link-between-covid-19-vaccines-cancer/10533133002/

    https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5789217/

    https://mediabiasfactcheck.com

    https://mediabiasfactcheck.com/news-punch/

    https://wa.me/6281315777057 mailto:cekfakta@tempo.co.id

    Publish date : 2024-08-13

    Update Terbaru

    Sidebar Ad
    Update Terbaru
    About
    About

    CekFakta.com adalah sebuah sebuah proyek kolaboratif pengecekan fakta yang diinisiasi Mafindo (Masyarakat Antifitnah Indonesia), AJI (Aliansi Jurnalis Independen) dan AMSI (Asosiasi Media Siber Indonesia).

    Kolaborasi ini diluncurkan di ‘Trusted Media Summit 2018’ pada Sabtu, 5 Mei 2018 di Jakarta dengan melibatkan puluhan media online di Indonesia serta jejaring ratusan pemeriksa fakta di seluruh Indonesia.

    Facebook Twitter Instagram YouTube
    Informasi
    • Cekfakta.com
    • info@cekfakta.com
    • Whatsapp di 082176503669
    Copyright © 2023. Designed by Cek Fakta.
    • About
    • LMS
    • Contact

    Type Pencarian Judul Enter to search. Press Esc to cancel.