Cek Fakta
    Facebook Twitter Instagram
    Cek Fakta
    • Playbook
    • Tentang Kami
    • Media
    • Kontak
    • Prebunking
    • LMS
    • FAQ
    Facebook Twitter Instagram Youtube
    Saturday, July 12
    • Playbook
    • Tentang Kami
    • Media
    • Kontak
    • Prebunking
    • LMS
    • FAQ
    Facebook Twitter Instagram Youtube
    CekFakta
    Banner
    • Home
    • Terbaru
    • Kegiatan
    • Debat Pilpres 2024
    • Pilkada 2024
    • Hasil Riset
      • Penelitian
      • Buku
      • Modul Ajar
      • Policy Brief
    CekFakta
    You are at:Home»CekFakta»Keliru, Video Berisi Klaim Ikan Berloncatan Tanda Tsunami dan Gempa
    CekFakta

    Keliru, Video Berisi Klaim Ikan Berloncatan Tanda Tsunami dan Gempa

    Jane DoePublish date2024-09-10
    Tempo
    Share
    Facebook

    Berita



    Video puluhan orang sedang menangkap ribuan ikan yang menuju ke pantai dibagikan di salah satu akun media sosial Threads [ arsip ] pada Kamis, 5 September 2024.

    Pengunggah konten kemudian menuliskan keterangan sebagai berikut:Pertanda apa nih bbrp pantai selatan indo, ikan pada berloncatan ke darat? Apakah akan gempa atau tsunami?



    Sejak dibagikan, unggahan ini mendapat 25 komentar, 72 suka, 2 repost dan 31 kali dibagikan ulang. Namun, benarkah ikan berloncatan tanda tsunami dan gempa?

    HASIL CEK FAKTA



    Penelusuran Tempo menemukan, video tersebut bukan di Indonesia, tapi terjadi di pesisir Pantai Barangay Tinoto, Kota Madya Maasim, Provinsi Sarangani,  Pulau Mindanao, Filipina, Minggu, 7 Januari 2024.

    Video yang identik pernah dipublikasikan  oleh media di Davao, Filipina, Sun Star Davao berjudul "Rely on science amid fish phenomenon, earthquake" pada 10 Januari 2024. Situs berita ini menyatakan bahwa kemunculan ikan-ikan tersebut tidak berkaitan dengan gempa dan tsunami.

    Dalam tangkapan layar berikut, Tempo membandingkan bagian-bagian yang sama antara video di Threads yang diklaim terjadi di Indonesia dengan video sebenarnya terjadi di Filipina. Lingkaran merah menunjukkan bagian-bagian yang sama tersebut mulai dari dermaga berwarna putih, seorang remaja berkaus kuning, warna langit, dan lampu-lampu pantai yang terlihat dari jarak jauh.



    Dalam artikel Sun Star Davao itu dijelaskan bahwa sekumpulan ikan, yang diidentifikasi sebagai ikan sarden muda atau dikenal sebagai lupoy itu terjadi di Pantai Barangay Tinoto di Maasim, Provinsi Sarangani, pada hari Minggu, 7 Januari 2024.

    Zenaida A. Dangkalan, pejabat perikanan Provinsi Sarangani mengatakan bahwa fenomena tersebut adalah normal dan ada tiga alasan untuk menjelaskan penyebabnya.   

    “Pertama, mungkin terkait dengan musim lupoy saat ini. Kedua, ikan yang lebih besar mungkin mengejar gerombolan tersebut ke arah pantai karena mereka tidak bisa mengakses daerah dangkal. Terakhir, mereka mungkin tertarik pada cahaya dari resor pantai,” kata Dangkalan.

    Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina-Wilayah Davao (Phivolcs-Davao) mengimbau masyarakat untuk mengandalkan informasi ilmiah daripada mitos, terutama mengenai bencana dan fenomena alam.

    Eduardo Lauron, seorang peneliti dari Phivolcs-Davao, membantah unggahan yang beredar terkait dengan gempa bumi yang tidak dapat diprediksi. Sama dengan Dangkalan, Lauron juga mengatakan fenomena ikan tersebut merupakan perilaku normal yang berkaitan dengan kepekaan hewan.

    “Anomali perilaku hewan sangat sensitif dibandingkan dengan manusia. Kami memiliki studi mendalam tentang anomali perilaku ikan. Hewan cenderung bereaksi sangat sensitif dibandingkan dengan manusia," kata Lauron.

    Fenomena yang sama juga terjadi Indonesia di pesisir pantai selatan Kabupaten Tasikmalaya, dan dikait-kaitkan akan terjadi gempa bumi.

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Nuraididin, menyebut bahwa fenomena itu bukan pertanda bencana besar.

    Menurutnya, hal ini merupakan siklus biasa yang sering terjadi, setiap kemarau. Kemunculan ikan mendekati bibir pantai atau muara karena terjadi arus dingin di bawah laut karena cuaca. Ikan muncul ke permukaan untuk mendekati arus air yang lebih hangat.

    "Ini kan siklus rutin, siklus yang biasa tiap tahun karena cuaca kemarau. Jadi kami sebut bukan pertanda bencana besar. Tapi masyarakat tetap harus waspada," kata Nuraididin seperti yang dilaporkan Detik.com, 2 September 2024.

    KESIMPULAN



    Berdasarkan pemeriksaan fakta, video berisi klaim ikan berloncatan tanda tsunami dan gempa di Indonesia adalahkeliru.

    Video itu terjadi di Filipina pada Januari 2024 lalu. Pejabat dan peneliti setempat menjelaskan bahwa fenomena tersebut normal, bukan pertanda akan terjadinya gempa bumi yang belum bisa diprediksi.

    Rujukan

    https://www.threads.net/@indahwatinersia/post/C_hPknIizPr?fbclid=IwY2xjawFHTQ9leHRuA2FlbQIxMAABHR-0jLl9LIRWgNhA-CKOTWOWFAF9RdioNRFEdOCsWj-FepjswFPcNkjDFg_aem_ZAo2rPtQinizhgS0t_r9jw

    https://web.archive.org/web/20240906055831/

    https://www.threads.net/@indahwatinersia/post/C_hPknIizPr

    https://www.sunstar.com.ph/davao/rely-on-science-amid-fish-phenomenon-earthquake

    http://detik.com

    Publish date : 2024-09-10

    Update Terbaru

    Sidebar Ad
    Update Terbaru
    About
    About

    CekFakta.com adalah sebuah sebuah proyek kolaboratif pengecekan fakta yang diinisiasi Mafindo (Masyarakat Antifitnah Indonesia), AJI (Aliansi Jurnalis Independen) dan AMSI (Asosiasi Media Siber Indonesia).

    Kolaborasi ini diluncurkan di ‘Trusted Media Summit 2018’ pada Sabtu, 5 Mei 2018 di Jakarta dengan melibatkan puluhan media online di Indonesia serta jejaring ratusan pemeriksa fakta di seluruh Indonesia.

    Facebook Twitter Instagram YouTube
    Informasi
    • Cekfakta.com
    • info@cekfakta.com
    • Whatsapp di 082176503669
    Copyright © 2023. Designed by Cek Fakta.
    • About
    • LMS
    • Contact

    Type Pencarian Judul Enter to search. Press Esc to cancel.