Cek Fakta
    Facebook Twitter Instagram
    Cek Fakta
    • Playbook
    • Tentang Kami
    • Media
    • Kontak
    • Prebunking
    • LMS
    • FAQ
    Facebook Twitter Instagram Youtube
    Saturday, July 12
    • Playbook
    • Tentang Kami
    • Media
    • Kontak
    • Prebunking
    • LMS
    • FAQ
    Facebook Twitter Instagram Youtube
    CekFakta
    Banner
    • Home
    • Terbaru
    • Kegiatan
    • Debat Pilpres 2024
    • Pilkada 2024
    • Hasil Riset
      • Penelitian
      • Buku
      • Modul Ajar
      • Policy Brief
    CekFakta
    You are at:Home»CekFakta»Keliru, Gambar Orang-orang Berleher Terpanjang Asal Hutan Hujan Amazon
    CekFakta

    Keliru, Gambar Orang-orang Berleher Terpanjang Asal Hutan Hujan Amazon

    Jane DoePublish date2024-10-21
    Tempo
    Share
    Facebook

    Berita



    Tiga buah foto beredar di Facebook oleh akun ini [ arsip ], ini dan ini, yang diklaim menunjukkan manusia-manusia asal hutan hujan Amazon, Amerika Latin, yang memiliki leher terpanjang bak jerapah.

    Konten itu berisi kolase tiga gambar memperlihatkan sejumlah foto orang-orang berleher panjang serta kerangka manusia di mana rangka bagian leher memiliki ukuran lebih panjang daripada manusia pada umumnya.  



    Namun, benarkah gambar-gambar itu membuktikan adanya manusia berleher panjang di hutan hujan Amazon?

    HASIL CEK FAKTA



    Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa manusia asal hutan Amazon tidak memiliki leher panjang seperti dalam konten yang beredar. Konten tersebut adalah hasil buatan menggunakan kecerdasan buatan.

    Dikutip dari Think Landscape, Eduardo Góes Neves, professor arkeologi di Universitas São Paulo, mengatakan masyarakat adat telah tinggal di wilayah hutan Amazon setidaknya selama 14.000 tahun, berabad-abad sebelum kedatangan penjajah Eropa. Mereka hidup dari hutan dan tanaman lokal untuk makanan, bertani, dan berdagang dengan masyarakat adat lainnya. 

    Hingga pada abad ke-15, orang-orang Eropa menghancurkan populasi masyarakat adat Amazon dengan peperangan dan kelaparan hingga mengurangi jumlah mereka hingga 95 persen. Pada 2022, sekitar hampir 1,7 juta masyarakat adat Amazon tinggal di Brazil.   

    Sebuah seni grafis tentang kelompok masyarakat asli di Brazil berjalan di hutan, digambar oleh Giulio Ferrario pada 1823-1838. Dari sketsa ini, mereka tidak digambarkan berleher panjang. 



    Kemudian pada 27 September 2020, situs berita lingkungan Mongabay merilis beberapa foto tentang masyarakat adat di Amazon yang didokumentasikan Dr. John Hemming, seorang penulis dan sejarawan legendaris yang telah menghabiskan enam dekade terakhir mendokumentasikan sejarah budaya dan penjelajahan Pribumi di Amazon.

    Foto-foto orang Amazon dalam buku "People of the Rainforest: The Villas Boas Brothers, Explorers and Humanitarians of the Amazon" karya Dr. John Hemming.

    Selama karirnya, Hemming telah menulis lebih dari dua lusin buku mulai dari sejarah definitif penaklukan Peru oleh penjajah Spanyol hingga kronik tiga volume setebal 2.100 halaman yang berisi 500 tahun masyarakat adat dan penjelajahan di Amazon.

    Dari beberapa foto masyarakat adat di Amazon tersebut, tidak satupun yang memperlihatkan bahwa mereka memiliki leher panjang.

    Tempo kemudian memverifikasi foto-foto yang diklaim manusia berleher panjang dengan menggunakan alat deteksi kecerdasan buatan.

    Gambar 1



    Kolase gambar tersebut telah diperiksa menggunakan pendeteksi AI Truemedia.org dan dinyatakan secara substantif terbukti hasil manipulasi. Hasil pemeriksaan aplikasi itu menyatakan gambar memiliki bukti besar untuk dimasukkan kategori hasil rekayasa.

    Pemeriksaan menyimpulkan gambar itu 99 persen merupakan AI-Generated Image atau gambar yang dihasilkan AI, 92 persen palsu dengan pemeriksaan Universal Fake Detector Analysis, dan 85 persen dengan AI Image Generator Analysis.

    Gambar 2



    Masing-masing gambar dalam kolase tersebut juga diperiksa. Gambar kerangka raksasa berleher panjang juga mendapat predikat dibuat dengan AI, oleh Truemedia.org.

    Analisa tersebut menyimpulkan bahwa gambar itu memiliki 99 persen kemungkinan dihasilkan dari generative AI. Sementara penilaian Isitai.com menyatakan bahwa kemungkinannya 81 persen. 



    Gambar 3



    Di sisi lain, gambar dua orang berleher panjang sesungguhnya telah dipotong. Versi lengkapnya menunjukkan mereka bersama dua orang berleher wajar. Namun gambar ini juga mendapatkan probabilitas tinggi dihasilkan dari AI, berdasarkan analisa Trumedia.org, Isitai.com dan Huggingface.co.



    Gambar 4

    Gambar berikutnya yang menampilkan dua orang berleher panjang dan empat orang berleher wajar, juga diperiksa menggunakan Truemedia.com hingga didapati bukti kuat bahwa gambar itu dibuat dengan AI. Empat metode yang digunakan dalam analisa itu ialah Reverse Search Analysis, AI-Generated Image Detector, Universal Fake Detector Analysis, dan AI Image Generator Analysis.

    Gambar dan narasi keliru yang beredar tersebut sesungguhnya bersumber dari blog Amazingfornu.com. Namun, informasi itu tidak kredibel, karena tidak menyebutkan sumber informasi yang dipublikasikan. Bahkan identitas pengelola website juga tidak dicantumkan.

    KESIMPULAN



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan gambar yang beredar memperlihatkan manusia berleher paling panjang asal hutan hujan Amazon adalah klaimkeliru.

    Gambar-gambar itu terbukti memiliki probabilitas tinggi dihasilkan dengan teknologigenerative AI. Gambar dan narasi juga bersumber dari website yang tidak kredibel.

    Rujukan

    https://www.facebook.com/photo/?fbid=419682887818837&set=a.316152528171874

    https://ghostarchive.org/archive/L1WK9

    https://www.facebook.com/photo/?fbid=1586965565553738&set=a.135905080659801

    https://www.facebook.com/nabila.ila.75641297/photos/penemuan-mengejutkan-di-hutan-hujan-amazon-tengkorak-raksasa-dengan-leher-terpan/1058035446049814/

    https://thinklandscape.globallandscapesforum.org/59305/the-amazon-indigenous-landscape-unearthed/

    https://amazonaid.org/resources/about-the-amazon/peoples-of-the-amazon/

    https://agenciadenoticias.ibge.gov.br/en/agencia-news/2184-news-agency/news/37575-brazil-has-1-7-million-indigenous-persons-and-more-than-half-of-them-live-in-the-legal-amazon

    https://www.finerareprints.com/hunters-in-the-brazilian-jungle---puri-indians-21657

    https://news.mongabay.com/2020/09/interview-with-amazon-rainforest-explorer-john-hemming/

    https://detect.truemedia.org/media/analysis?id=vgRQ07g8ymjZ6YGdPGai93Ig3Yo.jpg&post=QoN/Ph0Vd2/t8lTCDoaRCA==

    https://detect.truemedia.org/media/analysis?id=ff8ik4ud80aVwSRANOInPVUYwgc.jpg&post=AnSXeqTRyMi1Xmzfdw5XlQ==

    https://detect.truemedia.org/media/analysis?id=JFKHp67xB2tkrV8w7PziTdcnN0s.jpg&post=Le70z5aC2usIKp7Pjyrx5Q==

    https://detect.truemedia.org/media/analysis?id=83X1oI6n4RlRNypbMJGZnfEVXd4.jpg&post=EoW3DjlwkWHxiAfQc2kt1w==

    https://news3.amazingfornu.com/thang-shocking-discovery-in-the-amazon-rainforest-skeleton-of-the-giant-with-the-longest-neck-in-the-world-found-a-revelation-that-changes-history/ mailto:cekfakta@tempo.co.id

    Publish date : 2024-10-21

    Update Terbaru

    Sidebar Ad
    Update Terbaru
    About
    About

    CekFakta.com adalah sebuah sebuah proyek kolaboratif pengecekan fakta yang diinisiasi Mafindo (Masyarakat Antifitnah Indonesia), AJI (Aliansi Jurnalis Independen) dan AMSI (Asosiasi Media Siber Indonesia).

    Kolaborasi ini diluncurkan di ‘Trusted Media Summit 2018’ pada Sabtu, 5 Mei 2018 di Jakarta dengan melibatkan puluhan media online di Indonesia serta jejaring ratusan pemeriksa fakta di seluruh Indonesia.

    Facebook Twitter Instagram YouTube
    Informasi
    • Cekfakta.com
    • info@cekfakta.com
    • Whatsapp di 082176503669
    Copyright © 2023. Designed by Cek Fakta.
    • About
    • LMS
    • Contact

    Type Pencarian Judul Enter to search. Press Esc to cancel.