Cek Fakta
    Facebook Twitter Instagram
    Cek Fakta
    • Playbook
    • Tentang Kami
    • Media
    • Kontak
    • Prebunking
    • LMS
    • FAQ
    Facebook Twitter Instagram Youtube
    Saturday, July 12
    • Playbook
    • Tentang Kami
    • Media
    • Kontak
    • Prebunking
    • LMS
    • FAQ
    Facebook Twitter Instagram Youtube
    CekFakta
    Banner
    • Home
    • Terbaru
    • Kegiatan
    • Debat Pilpres 2024
    • Pilkada 2024
    • Hasil Riset
      • Penelitian
      • Buku
      • Modul Ajar
      • Policy Brief
    CekFakta
    You are at:Home»CekFakta»Keliru, Mata Uang BRICS Bikin Dolar AS Anjlok
    CekFakta

    Keliru, Mata Uang BRICS Bikin Dolar AS Anjlok

    Jane DoePublish date2024-11-07
    Tempo
    Share
    Facebook

    Berita



    Sebuah akun Facebook [ arsip ] mengunggah poster dengan klaim bahwa nilai tukar Dolar Amerika Serikat (dolar AS) langsung anjlok setelah BRICS membuat mata uang bersama. Konten itu berupa foto tiga presiden yang menjadi negara-negara pendiri BRICS yakni Rusia, India dan Cina. 

    BRICS adalah akronim dari Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan. Ini merupakan perhimpunan dari lima negara yang bertujuan memperkuat kerja sama diantara negara-negara anggotanya untuk perdamaian dan kesejahteraan bersama. Unggahan itu beredar setelah penyelenggaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS pada 22-24 Oktober 2024. Dalam KTT itu, foto Presiden Rusia Vladimir putin memegang uang kertas BRICS beredar di media termasuk media sosial. 



    Benarkah Dolar AS melemah atau anjlok setelah peluncuran mata uang BRICS?

    HASIL CEK FAKTA



    Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim tersebut dengan sumber terbuka dan wawancara narasumber.  

    Dollar Index yang dirilis Bloomberg menunjukkan kinerja dolar AS terhadap mata uang utama (Yen Jepang, Euro, Sterling, Australian dollar, NZD dan CHF cenderung menguat sepanjang tahun 2024. Termasuk juga terhadap mata uang Indonesia, Rupiah, Dolar AS menunjukkan penguatan pada bulan Oktober dan November 2024. 



    Dilansir dari kinerja bulanan Dolar AS terhadap Rupiah yang dipublikasikan laman Investasi.com, pada bulan September, nilai 1 Dolar AS adalah Rp15.135. Kinerja terakhir Dolar AS naik pada Oktober menjadi Rp15.690 dan November naik kembali Rp15.781. 

    Sedangkan dari kinerja harian, Dolar AS memang terjadi naik turun pada periode akhir Oktober hingga November 2024. Akan tetapi, dikutip dari ANTARA, lebih disebabkan oleh ketidakpastian terkait Pemilu AS yang menyelimuti kondisi pasar, bukan karena BRICS.

    Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, mengatakan kinerja Dolar AS cenderung menguat sekitar 3,4% dibandingkan dengan akhir tahun lalu. “Dolar AS tidak terpengaruh akibat langkah BRICS,” kata Josua.

    Menurutnya, jika ke depan BRICS berhasil mengimplementasikan penggunaan mata uang alternatif atau sistem pembayaran bersama dalam perdagangan antar anggota, dampaknya bisa signifikan pada sistem keuangan global. “Ini dapat menurunkan dominasi Dolar AS dalam cadangan devisa dan transaksi internasional serta memberi pilihan bagi negara-negara lain yang ingin menghindari sanksi AS,” lanjutnya.

    Namun, ia juga mengatakan proses ini tidak instan karena memerlukan waktu dan kepercayaan yang besar dari negara-negara pengguna.

    Dalam artikel Tempo sebelumnya, Josua mengatakan KTT BRICS yang berlangsung di Rusia Oktober lalu, tidak meluncurkan mata uang digital bersama secara resmi, baik dalam bentuk digital maupun konvensional. Meskipun beberapa negara BRICS sedang mengembangkan Central Bank Digital Currency (CBDC), seperti rubel digital Rusia dan yuan digital Cina, mata uang digital BRICS yang spesifik dan terintegrasi untuk seluruh negara anggota belum hadir sebagai satu entitas di pasar kripto.

    Dilansir Financial Express, kertas yang dipegang Putin saat KTT BRICS tersebut merupakan “Symbolic Banknote” atau simbol uang. Simbol ini melambangkan ambisi kolektif negara anggota untuk mengeksplorasi alternatif selain dolar AS dalam transaksi lintas batas. Hal ini juga menyoroti upaya BRICS untuk membangun sistem ekonomi yang lebih mandiri, yang tidak terlalu bergantung pada struktur keuangan Barat.

    Dalam pertemuan tersebut Putin mengatakan negara-negara BRICS tidak secara langsung menolak dolar AS, tetapi sedang mempersiapkan alternatif jika akses terhadap dolar AS terus dibatasi.

    Tentang BRICS

    Laman Portal BRICS menulis, Rusia merupakan pemrakarsa pembentukan BRICS yang tujuannya memperluas kerjasama multilateral. Pertemuan Tingkat Menteri BRICS pertama diselenggarakan atas usulan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York, pada 20 September 2006.

    Usulan Rusia ini disetujui  Republik Federasi Brasil, Republik India, Republik Rakyat Tiongkok dan terakhir bergabung Republik Afrika Selatan. Pada awal tahun 2024, sejumlah negara lain bergabung yaitu UAE, Iran, Mesir, Ethiopia. 

    Dilansir Tempo, walaupun bukan anggota, Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono, menghadiri KTT BRICS Plus 2024 sebagai utusan khusus Presiden RI Prabowo Subianto. 

    Namun, Ketua Pusat Studi Eropa dan Eurasia, Universitas Airlangga, Radityo Dharmaputra kepada Tempo mengatakan, dengan dominasi Russia, saat ini BRICS jadi alat agenda geopolitik Rusia. Hal ini berbeda saat Cina dan India mendominasi dengan agenda ekonomi.

    “Rusia mau menciptakan poros anti-Barat dan BRICS digunakan untuk membentuk poros geopolitiknya,” kata Radityo.

    Menurutnya, BRICS belum terbukti memiliki agenda ekonomi yang dapat menguntungkan Indonesia. Sebab kepentingan ekonomi Indonesia, seperti yang disarankan para pakar lainnya  dapat dicapai dengan pendekatan bilateral melalui aliansi G20 dan G77. “Indonesia tidak perlu bergabung, kerugian geopolitiknya terlalu besar jika kita mengikuti fomo diplomacy Presiden Prabowo,” lanjutnya.

    Terkait rencana anggota BRICS menciptakan sistem pembayaran untuk menggantikan hegemoni sistem Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT), yang didominasi oleh dolar AS, Radityo mengatakan tidak yakin negara-negara itu bisa bersepakat.

    “Meskipun ada kebutuhan menyeimbangkan dolar AS, tapi masalahnya siapa yang mendominasi berikutnya? Apakah Cina atau India?” pungkasnya.

    KESIMPULAN



    Berdasarkan pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan unggahan yang menyebutkan BRICS bikin mata uang dolar AS langsung anjlok adalahkeliru.

    Kinerja Dolar AS terhadap Rupiah cenderung menguat sekitar 3,4% dibandingkan dengan akhir tahun lalu. Kinerja terakhir Dolar AS naik pada Oktober menjadi Rp15.690 dan November naik kembali Rp15.781. Sedangkan dari kinerja harian, Dolar AS memang terjadi naik turun pada periode akhir Oktober hingga November 2024. Akan tetapi, hal itu lebih disebabkan oleh ketidakpastian terkait Pemilu AS yang menyelimuti kondisi pasar, bukan karena BRICS.

    Rujukan

    https://www.facebook.com/WilanBePe/posts/pfbid02HpvCj2SLJsAekHYwt4w3GmTnND4TYBf5E7pC8b3c7511ewUKge5fdQ6Fij7W4Rhl

    https://s3.eu-west-1.amazonaws.com/check-api-live/capi/3834954670166064

    https://www.bloomberg.com/markets

    https://id.investing.com/currencies/usd-idr-historical-data

    https://jabar.antaranews.com/berita/554165/kurs-rupiah-naik-di-tengah-suasana-ketidakpastian-terkait-pemilu-as

    https://cekfakta.tempo.co/fakta/3212/keliru-klaim-mata-uang-brics-punya-nilai-tukar-dengan-dolar-as

    https://www.financialexpress.com/policy/economy/brics-unveils-symbolic-banknote-pushes-for-local-currency-trade-amid-dollar-debate/3648619/

    https://infobrics.org/page/history-of-brics/

    https://dunia.tempo.co/read/1931953/sugiono-bertolak-ke-rusia-hadiri-ktt-brics-plus-2024 /cdn-cgi/l/email-protection#f695939d90979d8297b682939b8699d89599d89f92

    Publish date : 2024-11-07

    Update Terbaru

    Sidebar Ad
    Update Terbaru
    About
    About

    CekFakta.com adalah sebuah sebuah proyek kolaboratif pengecekan fakta yang diinisiasi Mafindo (Masyarakat Antifitnah Indonesia), AJI (Aliansi Jurnalis Independen) dan AMSI (Asosiasi Media Siber Indonesia).

    Kolaborasi ini diluncurkan di ‘Trusted Media Summit 2018’ pada Sabtu, 5 Mei 2018 di Jakarta dengan melibatkan puluhan media online di Indonesia serta jejaring ratusan pemeriksa fakta di seluruh Indonesia.

    Facebook Twitter Instagram YouTube
    Informasi
    • Cekfakta.com
    • info@cekfakta.com
    • Whatsapp di 082176503669
    Copyright © 2023. Designed by Cek Fakta.
    • About
    • LMS
    • Contact

    Type Pencarian Judul Enter to search. Press Esc to cancel.