Cek Fakta
    Facebook Twitter Instagram
    Cek Fakta
    • Playbook
    • Tentang Kami
    • Media
    • Kontak
    • Prebunking
    • LMS
    • FAQ
    Facebook Twitter Instagram Youtube
    Saturday, July 12
    • Playbook
    • Tentang Kami
    • Media
    • Kontak
    • Prebunking
    • LMS
    • FAQ
    Facebook Twitter Instagram Youtube
    CekFakta
    Banner
    • Home
    • Terbaru
    • Kegiatan
    • Debat Pilpres 2024
    • Pilkada 2024
    • Hasil Riset
      • Penelitian
      • Buku
      • Modul Ajar
      • Policy Brief
    CekFakta
    You are at:Home»CekFakta»Keliru, Penolakan terhadap Program Food Estate di Papua Hanya Hoaks
    CekFakta

    Keliru, Penolakan terhadap Program Food Estate di Papua Hanya Hoaks

    Jane DoePublish date2024-11-13
    Tempo
    Share
    Facebook

    Berita



    Sebuah video dan gambar beredar di TikTok [ arsip ], akun Twitter ini, ini, ini, ini dan ini, serta akun Facebook ini, ini, ini, ini, ini, ini, dan ini, yang berisi narasi bahwa penolakan terhadap program cetak sawah atau food estate di Merauke hanyalah hoaks.

    Gambar itu berupa infografis yang memperlihatkan foto Presiden RI Prabowo Subianto dan Menteri Pertanian RI Andi Amran. Judul yang tertera berbunyi “Hoaks! Isu Penolakan Cetak Sawah 1 Juta Ha di Papua Selatan.”

    Berikut narasi yang disertakan:Informasi mengenai penolakan Lumbung Pangan di Papua adalah hoaks. Program ini justru disambut baik sebagai upaya peningkatan ketahanan pangan. #LumbungPanganPapua



    Namun, benarkah penolakan terhadap program cetak sawah satu juta hektare itu hanyalah hoaks?

    HASIL CEK FAKTA



    Program cetak sawah satu juta hektare di Papua selatan merupakan program pemerintahan Prabowo yang kontroversial. Masyarakat adat di Papua, sejumlah aktivis dan akademisi menolak dan mengkritik program tersebut.

    Dilansir Majalah Tempo edisi 22 September 2024, perencanaan dan pelaksanaan program cetak satu juta sawah di Kabupaten Merauke, Papua Selatan, direncanakan oleh Prabowo sejak jauh hari dan perencanaan dimatangkan jelang dia dilantik sebagai Presiden pada 20 Oktober 2024.

    Proses-proses itu melibatkan Kementerian Pertahanan (Kemhan), lembaga yang dipimpin Prabowo sebelum menjadi presiden, Kementerian Pertanian (Kementan), PT Sucofindo, dan perusahaan Jhonlin Group milik pengusaha tambang Andi Syamsuddin Arsyad atau Haji Isam yang merupakan sepupu Amran. 

    Berdasarkan dokumen paparan PT Sucofindo terkait uji kelayakan program tersebut yang berjudul “Studi Kelayakan: Kawasan Sentra Produksi Pangan di Kabupaten Merauke,” lahan seluas 1,18 juta hektare di Kabupaten Merauke akan dijadikan sawah.

    Namun setelah kedatangan petugas PT Sucofindo di Merauke, dan tahu bahwa tanah ulayat akan dijadikan sawah, masyarakat adat di Kampung Bibikem, Distrik Ilwayab, dan Kampung Es Wambi, Distrik Okaba, Kabupaten Merauke, menyatakan penolakan. Majalah Tempo telah memberitakan penolakan tersebut di edisi yang sama.

    Selain itu, pelaksanaan proyek tersebut telah dimulai, padahal belum memiliki analisis mengenai dampak lingkungan (amdal). Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Hanif Faisol Nurofiq mengatakan, kegiatan awal itu masih di area hutan produksi sehingga hanya membutuhkan dokumen upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup (UKL-UPL). 

    Dilansir Kompas.com pada 17 Oktober 2024, kelompok masyarakat adat Papua Selatan yang menamakan diri Solidaritas Merauke bersama Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), menyatakan penolakan terhadap proyek strategis nasional (PSN) food estate di Kabupaten Merauke.

    Aktivis LBH Papua Pos Merauke, Teddy Wakum, menyatakan rencana pelaksanaan program tersebut cenderung tertutup alias tidak transparan. Hal itu menandakan program dilaksanakan tanpa menghormati otoritas masyarakat adat di sana.

    Perwakilan masyarakat adat terdampak dari Kampung Wogekel, Distrik Ilwayab, Kabupaten Merauke, Yasinta Gebze, di lahan yang akan dijadikan sawah dan infrastrukturnya, alat berat telah dioperasikan tanpa memperhatikan tanda-tanda tertentu yang selama ini dihormati masyarakat adat.

    “Kami terluka dan berduka karena tanah dan hutan adat, tempat hidup binatang dan tempat sakral Alipinek yang kami lindungi, yang diwariskan oleh leluhur kami, dihancurkan tanpa tersisa," kata Yasinta.

    Pendapat Akademisi

    Para akademisi pun memiliki pendapat yang berbeda tentang pelaksanaan proyek food estate tersebut, ada yang bersifat positif, ada juga yang negatif. Misalnya Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Profesor Dwi Andreas Santosa, yang memprediksi proyek itu akan gagal.

    Dilansir Tempo, Andreas mengatakan dalam proyek-proyek serupa sebelumnya yang selalu gagal, pemerintah tidak belajar dari kegagalan itu karena hanya berfokus pada pembabatan hutan.

    "Kesalahan yang sama mau diulang lagi, sehingga saya pastikan hasilnya nanti pasti gagal,” kata Andreas kepada Tempo pada Senin, 16 September 2024.

    Sebaliknya, Prof Totok Agung Dwi Haryanto dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto menyatakan proyek tersebut bisa berhasil karena pemerintah telah belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, sebagaimana diberitakan Antaranews.com.

    KESIMPULAN



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan isu penolakan program food estate di Papua Selatan, termasuk hoaks merupakan klaim yangkeliru.

    Penolakan telah diungkapkan oleh masyarakat adat di Kampung Bibikem dan Kampung Wogekel di Distrik Ilwayab, serta warga Kampung Es Wambi di Distrik Okaba, Kabupaten Merauke.

    Rujukan

    https://www.tiktok.com/@kabar.daritimur/video/7436166881410600209?q=hoaks%20lumbung%20pangan%20papua&t=1731381620918

    https://mvau.lt/media/e2d33a0d-d140-4dc3-8dae-e3be7a8aa38d

    https://x.com/Yunisyaahhh33/status/1856082037444358585

    https://x.com/mauvelarr/status/1856081674897109447

    https://x.com/logiqn/status/1856081327629709590

    https://x.com/svamudera/status/1856082223591764366

    https://x.com/usnicorns/status/1856082594741530749

    https://www.facebook.com/whyu.ariii/posts/pfbid02A5Jf2vEh21E59Xhpi5HPoSYKPZXqwn4LVixes6KNfh8FhaGTZWQQthXaXVdKeSGGl

    https://www.facebook.com/GARUDAVOX/posts/pfbid0fSDgaLicX1Q6jL7DS7CcR7qjBepE8Dh9W6jzEz8buysJfEMZyrdopqnebgUiBhpXl

    https://www.facebook.com/fttia.almsyhh/posts/pfbid035SKViXRd1Z6Usgso2HGRpKCs4xxUx3t9MFgy7TtDguPfkVdvw4DKJmH9PYRWydbql

    https://www.facebook.com/rafid.anggrii/posts/pfbid0HAbG9PU6gqUaB5WfyDqak8JdGhrp5hUQzuJMLekgRZAy9UMdvTTqA3mDK6ETW1aSl

    https://www.facebook.com/andn.kyla/posts/pfbid02ogn2ZD4sCT2DyeYgT6Fv1GGAVvSZP21ZXVuEbzsB12q9ta9e9sWmGUKpoUsFWjAml

    https://www.facebook.com/gpur.sdiq/posts/pfbid0358dP8voETKhdJ8f5PBCTYkGcjRb4VQshsQh8ifoKvReNvYQ57v56xCoAeoYSwpsil

    https://www.facebook.com/angga.byuu/posts/pfbid0yt3PxujxfZUvBnt6eofpVhtEVgbn8vx2Ck1E8YXeyA2BZP4xcYbSTRhecN5jw7o6l

    https://www.tempo.co/arsip/food-estate-merauke-23296

    https://www.tempo.co/arsip/amdal-food-estate-merauke-23304

    https://lestari.kompas.com/read/2024/10/17/163459786/masyarakat-adat-desak-pemerintah-hentikan-proyek-food-estate-merauke

    https://www.tempo.co/lingkungan/peneliti-ipb-yakin-proyek-cetak-sawah-dan-tebu-di-merauke-akan-gagal-7285

    https://www.antaranews.com/berita/4380370/pakar-unsoed-pencetakan-sawah-baru-di-merauke-seharusnya-berhasil /cdn-cgi/l/email-protection#aac9cfc1cccbc1decbeadecfc7dac584c9c584c3ce

    Publish date : 2024-11-13

    Update Terbaru

    Sidebar Ad
    Update Terbaru
    About
    About

    CekFakta.com adalah sebuah sebuah proyek kolaboratif pengecekan fakta yang diinisiasi Mafindo (Masyarakat Antifitnah Indonesia), AJI (Aliansi Jurnalis Independen) dan AMSI (Asosiasi Media Siber Indonesia).

    Kolaborasi ini diluncurkan di ‘Trusted Media Summit 2018’ pada Sabtu, 5 Mei 2018 di Jakarta dengan melibatkan puluhan media online di Indonesia serta jejaring ratusan pemeriksa fakta di seluruh Indonesia.

    Facebook Twitter Instagram YouTube
    Informasi
    • Cekfakta.com
    • info@cekfakta.com
    • Whatsapp di 082176503669
    Copyright © 2023. Designed by Cek Fakta.
    • About
    • LMS
    • Contact

    Type Pencarian Judul Enter to search. Press Esc to cancel.