Cek Fakta
    Facebook Twitter Instagram
    Cek Fakta
    • Playbook
    • Tentang Kami
    • Media
    • Kontak
    • Prebunking
    • LMS
    • FAQ
    Facebook Twitter Instagram Youtube
    Saturday, July 12
    • Playbook
    • Tentang Kami
    • Media
    • Kontak
    • Prebunking
    • LMS
    • FAQ
    Facebook Twitter Instagram Youtube
    CekFakta
    Banner
    • Home
    • Terbaru
    • Kegiatan
    • Debat Pilpres 2024
    • Pilkada 2024
    • Hasil Riset
      • Penelitian
      • Buku
      • Modul Ajar
      • Policy Brief
    CekFakta
    You are at:Home»CekFakta»Keliru, WHO Perintahkan Negara-negara di Dunia Siapkan Mega Lockdown untuk Hadapi Mpox
    CekFakta

    Keliru, WHO Perintahkan Negara-negara di Dunia Siapkan Mega Lockdown untuk Hadapi Mpox

    Jane DoePublish date2024-11-18
    Tempo
    Share
    Facebook

    Berita



    Sebuah gambar beredar di Facebook [ arsip ] berisi klaim bahwa Badan Kesehatan Dunia (WHO) memerintahkan negara-negara di dunia menyiapkan penguncian massal (mega lockdown) untuk menghadapi virus Mpox. 

    Konten itu memperlihatkan artikel berjudul “WHO Orders Govt’s To Prepare for ‘Mega Lockdowns’ Due to ‘Deadly Monkeypox’ Strain” disertai foto sosok Direktur WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus.



    Namun, benarkah WHO mengumumkan negara-negara untuk menyiapkanmega lockdownseperti dalam narasi tersebut?

    HASIL CEK FAKTA



    Penelusuran oleh sejumlah pemeriksa fakta telah menyimpulkan bahwa narasi yang beredar tersebut keliru. Salah satunya pemeriksa fakta asal Inggris, Reuters.com, dalam artikel mereka yang tayang akhir Agustus 2024.

    Mereka menyatakan juru bicara WHO, Tarik Jašarevi?, mengatakan WHO tidak menginstruksikan negara-negara untuk melakukan pembatasan aktivitas menyusul merebaknya wabah mpox pada Agustus 2024.

    "WHO tidak dapat dan belum memerintahkan pemerintah untuk bersiap menghadapi 'Mega Lockdown' atau segala jenislockdown akibat mpox," Jašarevi? pada Reuters.com melalui surel.

    Juru bicara WHO lainnya, Paul Garwood, kepada pemeriksa fakta asal Australia AAP.com.au, juga menyatakan bahwa narasi yang beredar tersebut keliru. “WHO tidak merekomendasikanlockdown, dan juga tidak mengusulkan negara-negara untuk melakukan persiapan apa pun, karena mpox,” katanya.

    Profesor epidemiologi Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard TH Chan, Amerika Serikat, Marc Lipsitch, mengatakan tidak masuk akal bila organisasi tertentu memberlakukanlockdown karena mpox. Lantaran penyebab utama penularannya adalah hubungan seksual, meskipun ada lebih sedikit kasus disebabkan kontak erat.

    “Jalur penularan utama (virus tersebut) tetap seksual, dengan beberapa penyebaran sekunder melalui kontak dekat, dan karantina wilayah tidak tepat untuk mengendalikan infeksi semacam itu,” kata Lipsitch.

    Profesor Anthony Zwi yang menekuni studi di bidang kesehatan dan kebijakan global di Universitas New South Wales, Amerika Serikat, juga mengatakan sesungguhnya WHO tidak punya kewenangan untuk memerintah negara manapun untuk melakukanlockdown.

    “WHO selalu bekerja sama dengan pemerintah yang berdaulat, dan tidak memiliki kekuatan atau kemampuan untuk campur tangan di suatu negara, terkait dengan tindakan kesehatan masyarakat,” kata Zwi.

    “WHO tidak bisa berbuat lebih dari sekedar memberi saran,” tambahnya.

    WHO telah mengumumkan pada tanggal 14 Agustus 2024, bahwa wabah mpox layak menjadi perhatian internasional, karena telah menyebar di negara-negara Afrika, terutama Kongo, Burundi, Kenya, Rwanda dan Uganda.

    Mpox adalah infeksi virus yang menyebabkan gejala mirip flu, juga bisa menyebabkan terjadinya pembengkakan kelenjar getah bening dan ruam khas pada kulit yang dapat berubah menjadi lepuh. 

    Sebelumnya, Tedros (Direktur WHO) juga mengungkapkan bahwa penularan virus tersebut paling banyak terjadi melalui hubungan seksual. Siaran WHO tersebut tidak ada yang disertai ajakan atau perintah untuk melakukanlockdown.

    Sumber Narasi Hoaks

    Narasi keliru yang beredar itu bersumber dari sebuah artikel di website Thepeoplevoice.tv ( arsip ) tertanggal 15 Agustus 2024, yang ditulis oleh Sean Adl-Tabatabai. 

    Di bagian judul dikatakan bahwa WHO memerintahkan negara-negara untuk mempersiapkanmegalockdown terkait merebaknya mpox. Namun, di dalam artikel tidak ada penjelasan dan sumber tentang klaim tersebut.

    Di sisi lain, pemeriksa fakta Poynter.org dan website yang membahas marketing dan media industri Thedrum.com, menyatakan Sean Adl-Tabatabai yang menulis artikel tersebut memiliki rekam jejak membuat dan menyebarkan hoaks.

    Dia adalah mantan produser televisi BBC dan MTV, yang kemudian mendirikan dan menjadi editor di website YourNewsWire.com, dimana banyak hoaks disebarkan.Website itu juga telah dimasukkan ke daftar hitam karena kerap menyebar hoaks, oleh Satuan Tugas StratCom Timur Uni Eropa, sebuah unit di Brussel, Belgia, yang bertugas mengawasi propaganda Rusia.

    KESIMPULAN



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang menyatakan WHO memerintah negara-negara untuk menyiapkanmega lockdown untukmenghadapi wabah mpox adalah klaimkeliru.

    WHO mengumumkan kondisi darurat global sebaran virus mpox yang banyak berkembang di Kongo dan negara-negara tetangganya pada 14 Agustus 2024. Namun WHO tidak memerintahkan, juga tidak berhak memerintah, agar negara-negara melakukanlockdown.

    Rujukan

    https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid02mtGPFuGFdFqQMjZwFCm8EWvr6RjdvLm9nA5UbZxVi2ArcKKGt7w5zpDAncyajZHQl&id=100095282747900

    https://mvau.lt/media/c82ce7ef-5006-4421-9061-ae9b2846c9a9

    https://www.reuters.com/fact-check/facy-check-who-did-not-ask-governments-prepare-mpox-lockdowns-august-2024-2024-08-27/

    https://www.aap.com.au/factcheck/no-who-has-not-ordered-mpox-mega-lockdowns/

    https://news.un.org/en/story/2024/08/1153176

    https://thepeoplesvoice.tv/who-orders-govts-to-prepare-for-mega-lockdowns-due-to-deadly-monkeypox-strain/

    https://ghostarchive.org/archive/Vq5vd

    https://www.poynter.org/fact-checking/2018/fact-checkers-have-debunked-this-fake-news-site-80-times-its-still-publishing-on-facebook/

    https://www.thedrum.com/news/2017/01/29/man-behind-one-the-biggest-sites-accused-fake-news-former-bbc-worker /cdn-cgi/l/email-protection#593a3c323f38322d38192d3c342936773a3677303d

    Publish date : 2024-11-18

    Update Terbaru

    Sidebar Ad
    Update Terbaru
    About
    About

    CekFakta.com adalah sebuah sebuah proyek kolaboratif pengecekan fakta yang diinisiasi Mafindo (Masyarakat Antifitnah Indonesia), AJI (Aliansi Jurnalis Independen) dan AMSI (Asosiasi Media Siber Indonesia).

    Kolaborasi ini diluncurkan di ‘Trusted Media Summit 2018’ pada Sabtu, 5 Mei 2018 di Jakarta dengan melibatkan puluhan media online di Indonesia serta jejaring ratusan pemeriksa fakta di seluruh Indonesia.

    Facebook Twitter Instagram YouTube
    Informasi
    • Cekfakta.com
    • info@cekfakta.com
    • Whatsapp di 082176503669
    Copyright © 2023. Designed by Cek Fakta.
    • About
    • LMS
    • Contact

    Type Pencarian Judul Enter to search. Press Esc to cancel.