Cek Fakta
    Facebook Twitter Instagram
    Cek Fakta
    • Playbook
    • Tentang Kami
    • Media
    • Kontak
    • Prebunking
    • LMS
    • FAQ
    Facebook Twitter Instagram Youtube
    Saturday, July 12
    • Playbook
    • Tentang Kami
    • Media
    • Kontak
    • Prebunking
    • LMS
    • FAQ
    Facebook Twitter Instagram Youtube
    CekFakta
    Banner
    • Home
    • Terbaru
    • Kegiatan
    • Debat Pilpres 2024
    • Pilkada 2024
    • Hasil Riset
      • Penelitian
      • Buku
      • Modul Ajar
      • Policy Brief
    CekFakta
    You are at:Home»CekFakta»Keliru: Narasi yang Mengatakan Konsumsi Ikan Nila Berbahaya
    CekFakta

    Keliru: Narasi yang Mengatakan Konsumsi Ikan Nila Berbahaya

    Jane DoePublish date2025-02-10
    Tempo
    Share
    Facebook

    Berita

    Sebuah konten yang beredar di Facebook [arsip], menyatakan bahwa mengkonsumsi ikan nila berbahaya bagi masyarakat.

    Di dalam konten tersebut tidak disertai keterangan bahaya apa yang dimaksud dan apa penyebab bahaya itu. Narasi hanya bersifat menakut-nakuti disertai tautan yang mengarah ke salah satu lokapasar.



    Namun, bagaimana sesungguhnya tingkat keamanan konsumsi nila pada tubuh manusia?

    HASIL CEK FAKTA

    Dosen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair) Lailatul Muniroh mengatakan narasi yang beredar tersebut hoaks. Tidak ada penelitian yang menyatakan secara spesifik ikan nila berbahaya saat dikonsumsi.

    “Secara spesifik (mengatakan ikan nila berbahaya) tidak ada. Kecuali jika dikonsumsi berlebihan, atau juga kemungkinan ada risiko kontaminasi. Tapi tidak spesifik khusus ikan nila saja (bahan makanan lain juga demikian),” kata Lailatul melalui pesan, Senin, 10 Februari 2025.

    Dilansir Healthline.com, satu porsi 3,5 ons ikan nila mengandung kalori 128, karbohidrat 0 gram, protein 26 gram, lemak 3 gram, niasin 24% dari RDI, vitamin B12 31% dari RDI, fosfor 20% dari RDI, selenium 78% dari RDI, dan kalium 20% dari RDI.

    Nila adalah spesies ikan asal benua Afrika. Namun, saat ini telah tersebar di kolam budidaya atau hidup liar di lebih dari 135 negara. Saat ini, Cina adalah eksportir ikan nila terbesar dengan jumlah ekspor 1,6 juta metrik ton per tahun.

    Di sisi lain, kontaminasi merupakan risiko bahaya konsumsi ikan budidaya, termasuk nila. Cara beternak yang tidak tepat, serta memberikan pakan kotoran hewan atau pakan tak sehat lainnya, bisa menyebabkan ikan terkontaminasi zat beracun.

    Kontaminan berbahaya yang mungkin dikandung ikan yang dibudidayakan secara keliru adalah salmonella, kata Dekan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair, Prof Dr Mustofa Helmi Effendi drh DTAPH, dalam artikelnya di website resmi Unair.

    Dia mengatakan pakan buatan sendiri digunakan pembudidaya untuk mengurangi biaya pemeliharaan ikan. Biasanya pakan buatan sendiri terdiri dari jeroan ayam dan produk sampingan yang dihasilkan selama pemrosesan unggas, limbah dapur, dan produk sampingan lainnya dari industri makanan.

    Di sisi lain, sayangnya pakan buatan sendiri dapat menjadi sumber potensial patogen bawaan makanan, terutama bakteri salmonella, yang kemudian dapat ditularkan ke ikan budidaya dan berlanjut pada manusia.

    “Adanya kadar Salmonella sp. yang lebih tinggi pada ikan nila (karena proses budidaya yang tidak tepat), menyebabkan beberapa gejala pada kesehatan manusia seperti diare, mual, muntah, dan sakit perut. Salmonella sp. pada ikan nila diperoleh dari pembusukan kotoran hewan dan sisa pakan selama proses budidaya tradisional,” tulis Mustofa.

    KESIMPULAN

    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan ikan nila berbahaya bila dikonsumsi masyarakat adalah klaim yang keliru.

    Ikan nila liar atau budidaya mengandung banyak gizi yang dibutuhkan manusia dan tidak berbahaya bila dikonsumsi secara tidak berlebihan, dan tidak terkontaminasi zat berbahaya.

    Rujukan

    https://www.facebook.com/AbangL123/posts/pfbid02tjWYNsbeTVxvv8V67rwFz3AadVxgkQMNdGcXXHYQK82pzwxMRXy6sm2GhdDfDokwl?_rdc=1&_rdr

    https://mvau.lt/media/a99d0516-9916-4412-b6fa-c957f6d56525

    https://www.healthline.com/nutrition/tilapia-fish

    https://unair.ac.id/salmonella-sp-pada-ikan-nila-oreochromis-niloticus/ /cdn-cgi/l/email-protection#d8bbbdb3beb9b3acb998acbdb5a8b7f6bbb7f6b1bc

    Publish date : 2025-02-10

    Update Terbaru

    Sidebar Ad
    Update Terbaru
    About
    About

    CekFakta.com adalah sebuah sebuah proyek kolaboratif pengecekan fakta yang diinisiasi Mafindo (Masyarakat Antifitnah Indonesia), AJI (Aliansi Jurnalis Independen) dan AMSI (Asosiasi Media Siber Indonesia).

    Kolaborasi ini diluncurkan di ‘Trusted Media Summit 2018’ pada Sabtu, 5 Mei 2018 di Jakarta dengan melibatkan puluhan media online di Indonesia serta jejaring ratusan pemeriksa fakta di seluruh Indonesia.

    Facebook Twitter Instagram YouTube
    Informasi
    • Cekfakta.com
    • info@cekfakta.com
    • Whatsapp di 082176503669
    Copyright © 2023. Designed by Cek Fakta.
    • About
    • LMS
    • Contact

    Type Pencarian Judul Enter to search. Press Esc to cancel.