Cek Fakta
    Facebook Twitter Instagram
    Cek Fakta
    • Playbook
    • Tentang Kami
    • Media
    • Kontak
    • Prebunking
    • LMS
    • FAQ
    Facebook Twitter Instagram Youtube
    Wednesday, November 8
    • Playbook
    • Tentang Kami
    • Media
    • Kontak
    • Prebunking
    • LMS
    • FAQ
    Facebook Twitter Instagram Youtube
    CekFakta
    Banner
    • Home
    • Terbaru
    • Kegiatan
    • Debat Pilpres 2024
    • Pilkada 2024
    • Hasil Riset
      • Penelitian
      • Buku
      • Modul Ajar
      • Policy Brief
    CekFakta
    You are at:Home»CekFakta»Keliru: Video Harimau Muncul di Tengah Banjir Sumatera
    CekFakta

    Keliru: Video Harimau Muncul di Tengah Banjir Sumatera

    Jane DoePublish date2025-12-02
    Tempo
    Share
    Facebook

    Berita

    TEMPO menemukan sedikitnya tujuh varian video yang memperlihatkan harimau muncul di tengah bencana banjir di Sumatera pada akhir November. Video-video dibagikan oleh sejumlah akun di Facebook yakni akun satu [arsip], dua, tiga, empat, lima, enam, dan tujuh.

    Rekaman tersebut memperlihatkan harimau di berbagai lokasi. Ada yang berjalan di perkampungan tergenang air, terseret arus, menyeberangi banjir, hingga rekaman anak harimau yang tampak diselamatkan.  



    Namun, benarkah harimau muncul di tengah banjir Sumatera seperti ditunjukkan oleh video-video tersebut?

    HASIL CEK FAKTA

    Tempo memverifikasi video-video itu dengan pengamatan visual, pemindaian menggunakan aplikasi pendeteksi konten akal imitasi (AI) dan membandingkan narasinya dengan informasi dari sumber kredibel. Hasilnya, video-video tersebut hasil buatan AI.



    Video pertama memperlihatkan sepasang anak dan induk harimau berjalan di tengah banjir. Analisis manual menemukan kejanggalan. Pada detik ketiga, ketika ekor induk menyentuh air, muncul garis hitam di permukaan banjir yang tidak selaras dengan gerak air.

    Kejanggalan lain terlihat dari telepon seluler yang ikut merekam ke arah sama. Layar perangkat itu tidak menampilkan harimau. Ketidakkonsistenan seperti ini lazim muncul pada video yang dibuat dengan mesin akal imitasi AI.

    Pengujian menggunakan aplikasi pendeteksi AI, AI or NOT menghasilkan kemungkinan 84 persen menggunakan AI. Demikian juga hasil deteksi  Hive Moderation, kemungkinan penggunaan AI sebesar 99,9 persen.





    Pada video kedua, kejanggalan sudah terlihat sejak awal, di mana visual harimau justru lebih mirip kuda. Leher harimau tampak memanjang dan bagian mulut sedikit moncong ke depan. Anak harimau yang sebelumnya tak tampak, tiba-tiba muncul pada detik ke-2.

    Perubahan bentuk seperti itu juga sering ditemukan pada video yang dibuat menggunakan AI.

    Alat deteksi AI or NOT memberikan hasil 90 persen kemungkinan visual dibuat menggunakan AI. Deteksi dengan Hive Moderation menyatakan 99,9 persen kemungkinan video itu mengandung elemen AI.  





    Pada video ketiga, frame yang memperlihatkan perempuan berkerudung biru terlihat anomali. Bagian leher perempuan itu, tampak seperti patah.

    Analisis dengan alat Hive Moderation, menghasilkan kemungkinan 99,9 persen video itu dibuat dengan AI. Sementara Zhuque AI Detection Assistant menunjukkan kemungkinan melibatkan AI sebesar 82,89 persen.





    Video berikutnya memperlihatkan penyelamatan anak harimau yang berusaha bertahan dari arus banjir pada sebongkah kayu. Namun video ini juga memiliki kejanggalan. Kaki depan bagian kiri, memiliki enam cakar. Padahal, harimau memiliki lima cakar seperti yang ditunjukkan foto berita Antara.

    Selain itu, pada detik ke-6, anak harimau dipegang dalam posisi vertikal. Posisi ini justru akan membuat anak harimau terjatuh.  

    Analisis menggunakan AI or NOT dan Hive Moderation menunjukkan video itu juga dibuat menggunakan AI dengan kemungkinan masing-masing 98 persen dan 96,4 persen.





    Pada video kelima, analisis dengan alat AI or NOT menghasilkan kemungkinan 68 persen video itu dibuat dengan AI. Demikian juga dengan alat Hive Moderation yang menunjukkan kemungkinan 96,3 persen buatan AI.





    Video keenam memperlihatkan seekor harimau yang menumpang pada lembaran seng agar selamat dari banjir. Namun, lembaran seng atau logam yang ditumpangi seekor harimau tidak akan mengapung di atas permukaan air. Selain itu, wujud harimau itu berubah-ubah pada detik ke-07. 



    Analisis dengan alat AI or NOT menghasilkan kemungkinan pelibatan AI generatif sebesar 81 persen. Sementara deteksi dengan Hive Moderation menghasilkan kemungkinan AI mencapai 99,8 persen.



    Pada detik ke-7, video memperlihatkan tiang listrik yang berada di tengah jalan. Posisi tersebut tak sejajar dengan tiang listrik lainnya. Selain itu, arah bayangan rumah, tiang, dan pohon juga tak konsisten. Ada yang tegak lurus dengan arah cahaya matahari, namun ada pula yang berlawanan.  



    Alat deteksi AI or NOT menghasilkan kemungkinan video itu mengandung elemen AI mencapai 100 persen. Sedangkan alat Hive Moderation menghasilkan kemungkinan AI 99,9 persen.

    Bencana Banjir Sumatera

    Berdasarkan berita Tempo, Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah atau BNPB mengumumkan korban meninggal dari bencana tersebut mencapai 604 orang pada tanggal 1 Desember 2025. Sebanyak 151 berada di Aceh, 165 ditemukan di Sumatra Barat, dan 283 di Sumatra Utara.

    Di sisi lain 464 orang masih hilang dan 2.600 orang terluka. Secara umum 1,5 juta jiwa terdampak, di mana di antaranya terdapat 570.700 warga harus mengungsi dari rumah mereka. Sejumlah pihak mendorong Presiden Prabowo Subianto menetapkan status darurat nasional atas bencana tersebut, namun belum disetujui.

    Cuaca ekstrim berupa hujan dengan curah tinggi yang menyebabkan banjir dan putusnya aliran listrik di beberapa kawasan di Provinsi Aceh, terjadi sejak tanggal 18 November 2025.

    Kemudian di bulan yang sama, Aceh, Sumatra Barat dan Sumatra Utara, sebagian wilayahnya sama-sama dilanda banjir bandang dan tanah longsor yang menewaskan ratusan warga. Sejumlah pihak menganggap bencana itu disebabkan musim hujan, siklon tropis Senyar, dan menurunnya kualitas alam sekitar karena kehilangan tutupan hutan.

    KESIMPULAN

    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video-video yang beredar memperlihatkan kondisi harimau yang terdampak banjir bandang Sumatra pada akhir November 2025 adalah keliru. Pembuatan video-video itu melibatkan mesin AI.

    Rujukan

    https://www.facebook.com/reel/816413138051963

    https://perma.cc/T9DH-8JB7

    https://www.facebook.com/reel/2934276036768177

    https://www.facebook.com/reel/1441759751285631

    https://www.facebook.com/reel/1886208765300087

    https://www.facebook.com/reel/1161826629471486

    https://www.facebook.com/reel/869846888714681

    https://www.facebook.com/reel/887633650592605

    http://aiornot.com

    http://hivemoderation.com

    https://matrix.tencent.com/ai-detect/

    https://www.antaranews.com/berita/402670/harimau-penghuni-vila-derita-abnormalitas-paru

    https://www.tempo.co/ekonomi/banjir-bandang-robohkan-5-tower-pln-di-aceh-2093673

    Publish date : 2025-12-02

    Update Terbaru

    Sidebar Ad
    Update Terbaru
    About
    About

    CekFakta.com adalah sebuah sebuah proyek kolaboratif pengecekan fakta yang diinisiasi Mafindo (Masyarakat Antifitnah Indonesia), AJI (Aliansi Jurnalis Independen) dan AMSI (Asosiasi Media Siber Indonesia).

    Kolaborasi ini diluncurkan di ‘Trusted Media Summit 2018’ pada Sabtu, 5 Mei 2018 di Jakarta dengan melibatkan puluhan media online di Indonesia serta jejaring ratusan pemeriksa fakta di seluruh Indonesia.

    Facebook Twitter Instagram YouTube
    Informasi
    • Cekfakta.com
    • info@cekfakta.com
    • Whatsapp di 082176503669
    Copyright © 2023. Designed by Cek Fakta.
    • About
    • LMS
    • Contact

    Type Pencarian Judul Enter to search. Press Esc to cancel.